Idul Adha merupakan hari raya bagi umat Islam yang jatuh pada tanggal 10 Dzulhijah. Dalam momen istimewa ini seluruh umat Islam mengagungkan kebesaran Sang Pencipta dengan bertakbir. Sama halnya dengan Idul Fitri, meskipun Idul Adha hanya dilaksanakan sekali dalam setahun, tetapi umat Islam selalu antusias menyambutnya.

Idul Adha juga dikenal dengan sebutan Idul Kurban karena di dalamnya terdapat perintah untuk berkurban (QS. Al-Hajj: 34). Berkurban adalah ibadah yang sangat dianjurkan oleh Allah Swt dimana tujuannya bukan sekadar mendekatkan diri kepada Allah, melainkan juga mempererat persaudaraan antar sesama.

Ibadah kurban memiliki makna yang begitu mulia jika kita mampu mengambil pelajaran dengan baik. Ibadah kurban disyariatkan agar umat manusia sadar bahwa jalan menuju kebahagiaan dunia dan akhirat membutuhkan perjuangan dan pengorbanan.

Ketika penyembelihan kurban, sejatinya itu merupakan sebuah upaya menundukkan sifat-sifat hewani dalam diri manusia itu sendiri yang dalam bahasa agama sering kita sebut dengan al-nafsu al-ammarah dan al-nafsu al-lawwamah, yaitu kecenderungan yang selalu mendorong manusia mengikuti langkah-langkah setan untuk berbuat kejahatan.

Kepedulian Sosial

Setiap ibadah tidak hanya mengandung kesalehan pribadi tetapi juga kesalehan sosial. Begitu pun disyariatkannya ibadah kurban yang mengajarkan manusia untuk memiliki sifat tunduk dan berserah diri atas apa yang menjadi perintah Allah Swt.

Dalam konteks kepatuhan kepada Allah, Nabi Ibrahim As, telah memberikan teladan saat diperintahkan menyembelih anaknya, Ismail, yang kemudian atas kuasa Allah sembelihan tersebut diganti dengan seekor domba.

Dalam dimensi sosial, ibadah kurban mendorong dan mengajarkan kita untuk peduli terhadap orang lain, terutama bagi saudara-saudara kita yang masih hidup dalam jurang kemiskinan.

Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, angka kemiskinan nasional masih mencapai 9,36 persen. Mereka merupakan kelompok yang benar-benar berada pada posisi paling bawah dalam strata ekonomi masyarakat.

Karena itu, ibadah kurban sudah seharusnya menjadi momentum bagi kita untuk menunjukkan kepedulian terhadap mereka yang membutuhkan (miskin). Ini benar-benar menjadi momentum bagi yang memiliki kemampuan untuk berbagi kebahagiaan kepada mereka yang hidup dalam keterbatasan. Dalam kesempatan ini kita diajarkan untuk membuang jauh-jauh berbagai sifat kebinatangan seperti serakah, pelit dan tidak peduli terhadap penderitaan orang lain.

Menurut Jalaludin (2021), makna simbolik kurban adalah mengekang sifat kebinatangan dan keduniawian. Kurban hendaknya menjadi nilai budaya untuk menjaga dari kecenderungan konsumerisme dan gaya hidup berlebihan (boros). Dari perspektif budaya Islam, kurban artinya sikap budaya yang mengedepankan kebutuhan primer dan pentingnya berbagi dengan sesama dibandingkan hidup bermewah-mewahan.

Melalui perintah kurban, Islam mengajarkan bagaimana membangkitkan kepekaan dan kepedulian sosial kita kepada sesama saudara kita yang lain, yaitu membantu terbinanya persaudaraan yang hakiki, cinta kasih, dan tanggung jawab antara sesama umat, serta terwujudnya pemerataan pendistribusian daging kurban untuk meningkatkan gizi masyarakat dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga dapat meningkatkan perannya sebagai khalifah di muka bumi.

Dengan disyariatkannya kurban, umat Islam dilatih untuk mempertebal keimanan, ketakwaan, dan rasa kemanusiaan serta mengasah kepekaan terhadap masalah sekitar termasuk persoalan Palestina yang hingga kini terus dijajah oleh Israel.

Saat ini warga Palestina sedang menghadapi tantangan yang begitu berat dimana korban jiwa terus bertambah akibat gempuran tentara Israel. Di momen Idul Kurban ini, mari kita bantu saudara-saudara kita dengan berbagi kegembiraan melalui pendistribusian daging kurban dan bantuan lain yang dapat mengurangi beban mereka.

Warga Palestina saat ini sangat membutuhkan bantuan kita. Karenanya, dengan berkurban, kita dapat memberikan makanan yang berkualitas sehingga mereka mampu melanjutkan perjuangannya melawan kebiadaban tentara Israel. Mari kita salurkan kurban kepada saudara-saudara kita di Palestina.

Dengan demikian, semoga ibadah kurban kali ini benar-benar memberikan dorongan kepada kita untuk terus patuh kepada Allah dan mampu meningkatkan kepedulian kita terhadap penderitaan rakyat Palestina yang setiap saat hidup dalam bayang-bayang kekejaman Israel. Sekali lagi saya mengajak, mari bergotong royong berbagi kebahagiaan kepada saudara-saudara kita di Palestina.

Artikel ini telah dimuat di Timesindonesia.co.id pada Ahad, tanggal 16 Juni 2024

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *