Pada hakekatnya usia komunikasi berbanding lurus dengan usia keberadaan manusia kali pertama diciptakan. Adam adalah manusia pertama yang diciptakan Allah di muka bumi ini. Sejak awal keberadaannya, Allah sudah menyiapkan untuk Adam perangkat-perangkat yang memungkinkannya untuk berkomunikasi. Perangkat itu adalah lidah dan segala pendukungnya, pendengaran, penglihatan dan hati. Allah menciptakan telinga agar manusia bisa mendengar. Allah men–ciptakan mata agar manusia bisa melihat. Dan Allah juga menciptakan hati agar manusia bisa berpikir dan merasa, serta bisa berkomunikasi dengan Allah Swt.
Prinsip penerapan komunikasi Islam bisa ditemukan pada ayat-ayat Al-Qur’an di bawah ini.
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِّمَّن دَعَآ إِلَى ٱللَّهِ وَعَمِلَ صَٰلِحًا وَقَالَ إِنَّنِى مِنَ ٱلْمُسْلِمِينَ
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang-orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal shaleh dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri (QS. Fussilat: 33).
وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَقُولُ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَبِٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ وَمَا هُم بِمُؤْمِنِينَ
Di antara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian,” pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman (QS. Al-Baqarah: 8).
Ayat-ayat tersebut memberikan penegasan tentang pentingnya komunikasi dalam Islam di mana prosesnya harus dilakukan dengan baik. Karena itu, berbagai bentuk komunikasi tidak dapat kita hindari. Sebaliknya, kita perlu terus membangun komunikasi dengan orang lain agar terbangun hubungan yang harmonis dan penuh kedamaian.
Seperti kita ketahui bahwa manusia merupakan makhluk sosial yang hidup bersama kelompok lain dan saling membutuhkan. Sebagai makhluk social yang hidup dengan kelompok lain tentu akan terjadi interaksi atau komunikasi satu sama lain. Keberadaan komunikasi ini sangat membentu manusia dalam berinteraksi antarsesama sehingga maksud dan tujuan yang ingin disampaikan bisa dimengerti. Dengan kata lain, setiap manusia mempunyai kepentingan, baik kepentingan individu maupun kelompok.
Dalam konteks pentingnya komunikasi, Nur Inah (2013) menegaskah, bila tak ada komunikasi maka yang akan terjadi dalam kehidupan adalah ketidakharmonisan. Memang setiap orang akan memiliki pemikiran dan pendapat yang berbeda-beda, tetapi ide tersebut bisa dipersatukan melalui komunikasi. Bila tetap berbeda maka itu menjadi suatu hal yang biasa di alam demokrasi. Tetapi yang terpenting adalah bagaimana membangun komunikasi itu yang menyenangkan sehingga tujuan bisa tercapai, meski ada perbedaan pendapat. Bila komunikasi tidak berjalan dengan baik maka bisa menghambat suatu roda organisasi.
Dengan demikian, komunikasi dalam kehidupan umat manusia sangatlah penting dan tidak bisa dihindari. Sebab, dengan komunikasi setiap orang dapat membangun hubungan dengan orang atau kelompok lain. Secara sederhana komunikasi dapat dipahami sebagai proses penyampaian pesan dari seseorang ke orang lain. Proses penyampaian pesan tersebut bisa menggunakan isyarat, lisan, maupun tulisan. Dalam konteks ini, komunikasi perlu dilakukan dengan baik sehingga tujuan yang akan disampaikan dapat diterima dan dipahami oleh penerima pesan.
Komunikasi memiliki peran strategis dalam kehidupan manusia karena berdampak besar bagi keberlangsungan kehidupan manusia itu sendiri. Kemampuan komunikasi antarsesama menjadi nikmat dan anugerah yang Allah berikan kepada seluruh umat manusia.

wallahu a’lam bish showab

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *