Pernikahan selalu menjadi momen penting dalam kehidupan setiap individu, tetapi bagi anak muda zaman sekarang, jalan menuju pernikahan tampaknya semakin kompleks. Kehidupan modern yang serba cepat, penuh tekanan sosial, dan tantangan ekonomi membuat pernikahan bukan hanya soal cinta, tapi tentang persiapan yang matang di berbagai aspek kehidupan. Kesiapan menikah kini tidak hanya melibatkan urusan finansial, tetapi juga kedewasaan emosional, kemampuan berkomunikasi, dan pemahaman mendalam akan tanggung jawab sebagai pasangan suami istri.
Tantangan Kesiapan Menikah Anak Muda Zaman Sekarang diantaranya:
- Faktor Ekonomi: Banyak anak muda merasa belum stabil secara finansial untuk menikah. Tingginya biaya hidup, kebutuhan memiliki rumah, dan tekanan untuk memiliki karier yang mapan sering kali menjadi penghambat utama. Selain itu, tren menunda pernikahan karena ingin meraih pencapaian karier terlebih dahulu juga meningkat.
- Perubahan Gaya Hidup: Generasi muda saat ini memiliki gaya hidup yang berbeda dibandingkan generasi sebelumnya. Kebebasan dalam membuat keputusan pribadi, mengutamakan kebahagiaan diri, dan pengaruh budaya global turut menggeser pola pikir mereka tentang pernikahan.
- Komunikasi dan Kesiapan Emosional: Pernikahan memerlukan kematangan emosional dan kemampuan komunikasi yang baik. Banyak anak muda belum siap menghadapi konflik atau menyesuaikan diri dengan kehidupan bersama, sehingga sering kali pernikahan menjadi rentan terhadap permasalahan.
- Teknologi dan Media Sosial: Kehidupan digital juga mempengaruhi pandangan anak muda tentang pernikahan. Media sosial bisa menjadi tempat di mana ekspektasi pernikahan menjadi tidak realistis, dengan gambaran kehidupan pasangan yang ideal dan romantis, sementara realitasnya penuh tantangan.
Islam menekankan bahwa kesiapan spiritual adalah fondasi utama sebelum menikah. Seorang Muslim harus memiliki hubungan yang kuat dengan Allah SWT dan memahami bahwa pernikahan adalah bentuk ibadah. Dalam Al-Quran dan Hadis, disebutkan bahwa suami istri memiliki peran dan tanggung jawab dalam menjalankan kehidupan rumah tangga sesuai ajaran Islam. Pasangan yang memiliki ketakwaan akan saling mengingatkan dalam kebaikan, membantu satu sama lain dalam ibadah, dan menjaga rumah tangga dari hal-hal yang tidak diridhai Allah. Dalam Al-Quran, disebutkan bahwa manusia diciptakan berpasang-pasangan agar bisa meraih ketenangan dan rahmat dari Allah SWT (QS. Ar-Rum: 21).
وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْٓا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةً ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ
“Di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah bahwa Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari (jenis) dirimu sendiri agar kamu merasa tenteram kepadanya. Dia menjadikan di antaramu rasa cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.”