Allah SWT menempatkan ulama dalam kedudukan yang mulia. Ulama jamak dari kata ‘aalim yang berarti orang berilmu dan mengamalkan ilmunya. Ulama dijadikan rujukan karena ilmunya. Juga, ulama menjadi teladan sebab amalannya.
Berbahagialah jika di tengah-tengah kita masih ada ulama yang senantiasa mengayomi, meluruskan, dan mengarahkan ke jalan yang senantiasa diridhai Allah SWT.
Berbeda dengan manusia pada umumnya, Allah SWT menempatkan ulama dalam kedudukan yang mulia. Sedikitnya, Alquran menggambarkan ulama dalam empat hal.
Pertama, ulama adalah orang yang berkedudukan tinggi di dunia dan akhirat. Allah SWT berfirman, “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS al-Mujadilah: 11).
Kedua, ulama adalah orang-orang yang takut kepada Allah SWT. “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah ulama.” (QS Fathir: 28).
Setiap orang yang lebih berilmu tentang Allah SWT maka dialah orang yang lebih banyak takut kepada-Nya. Rasa takut menjadikannya menahan diri dari kemaksiatan dan mempersiapkan diri untuk bertemu dengan Zat yang ia takuti. Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam surah an-Naziat ayat 40.
Ketiga, ulama adalah orang yang paling peduli terhadap umat. “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar serta beriman kepada Allah.” (QS Ali Imran: 110).
Keempat, ulama adalah orang yang memiliki pandangan jauh ke depan, sehingga ulama dapat membaca akan terjadinya fitnah. Allah SWT mengabarkan tentang Qarun yang melampaui batas dan umat pada masa itu terfitnah dengannya. “Maka keluarlah Qarun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: Semoga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun, sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar.” (QS al-Qashash: 79).
Adapun sikap ulama disebutkan pada ayat selanjutnya, “Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu kecuali oleh orang-orang yang sabar.”
Maka, sudah semestinya kita bersedih jika satu per satu ulama hilang dari tengah-tengah kita. Karena, itu pertanda dicabutnya ilmu agama. “Sesungguhnya, Allah akan menghapus ilmu agama tidak dengan cara mencabutnya secara langsung dari hati umat manusia. Tetapi, Allah akan menghapus ilmu agama dengan mewafatkan para ulama hingga tidak ada seorang ulama pun yang akan tersisa. Kemudian, mereka akan mengangkat para pemimpin yang bodoh. Apabila para pemimpin bodoh itu dimintai fatwa maka mereka akan berfatwa tanpa berlandaskan ilmu hingga mereka tersesat dan menyesatkan.” (HR Muslim).
Rasulullah SAW mengancam orang-orang yang tidak menghormati para ulama, “Bukanlah bagian dari umatku, seseorang yang tidak menghormati yang lebih tua, menyayangi yang lebih muda, dan mengetahui hak-hak para ulama.” (HR Ahmad). Wallahu a’lam.
artikel ini sudah tayang di harian Umum Republika, 08 Oktober 2020