Memilih sumber informasi yang kredibel adalah salah satu cara agar kita tetap selamat dan tidak menjadi korban berita bohong.

Kehadiran media sosial telah memberikan berbagai kemudahan dalam melakukan interaksi dan komunikasi dengan orang lain. Kini media sosial telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Karena itu, dalam hitungan detik, apa yang diposting ke dunia maya akan dengan mudah diakses oleh pengguna lain.

Selain digunakan untuk komunikasi, smartphone kini juga dimanfaatkan untuk membangun jaringan sosial, mencari informasi terkini, berkirim pesan, menonton sekaligus mengunduh video. Hanya saja yang menjadi persoalan adalah masifnya penyebaran berita bohong (hoax) yang dengan mudah kita temukan di berbagai platform digital. Bagi pengguna media sosial yang belum memiliki kesadaran dan sikap kritis sangat berisiko menjadi korban korban hoax. Bagi pengguna yang menerima begitu saja semua informasi yang tersaji di platform digital akan mudah termakan fitnah dan melakukan aksi-aksi destruktif yang berdampak buruk bagi diri sendiri dan orang lain.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mencatat, terdapat 12.547 konten hoaks yang beredar di website dan platform digital sepanjang Agustus 2018 sampai Desember 2023. Konten tersebut diidentifikasi, diverifikasi, dan divalidasi oleh Tim AIS Ditjen Aplikasi Informatika. Tim menyebut, hoaks kategori kesehatan paling banyak dijumpai selama periode penelusuran tersebut, yakni 2.357 konten. Konten hoaks terbanyak berikutnya adalah seputar penipuan dan pemerintahan, masing-masing ditemukan sebanyak 2.210 konten. Di urutan berikutnya ada kategori politik, yang ditemukan sebanyak 1.628 konten hoaks.

Sa’diyah (2019) menyatakan, merebaknya berita hoax dapat menimbulkan dampak negative. Pertama, merugikan masyarakat, karena berita-berita hoax berisi kebohongan besar dan fitnah. Kedua, memecah belah publik, baik mengatasnamakan kepentingan politik maupun organisasi agama tertentu. Ketiga, memengaruhi opini publik. Keempat, menjadi profokator untuk memundurkan masyarakat. Kelima, berita hoax sengaja dibuat untuk kepentingan mendiskreditkan salah satu pihak, sehingga bisa mengakibatkan adu domba terhadap sesama umat Islam. Keenam, sengaja ditujukan untuk menghebohkan masyarakat, sehingga menciptakan ketakutan bagi masyarakat.

Pandangan Islam

Informasi hoax menyebar dan mudah ditemukan di media sosial yang saat ini sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Kalau dulu informasi negatif dan fitnah menyebar dari mulut ke mulut, tetapi di era perkembangan teknologi berita negatif berkembang lebih cepat. Oleh karena itu, sebagai umat Islam kita harus lebih bijak dalam menggunakan media sosial. Sudah seharusnya kehadiran teknologi kita manfaatkan untuk menyebarluaskan nilai-nilai luhur Islam.

Islam sendiri melarang keras penyebaran hoax dan mendorong kita untuk tidak menerima secara langsung berbagai informasi yang bertebaran di dunia maya. Islam mengajarkan umatnya untuk selektif dan melakukan verifikasi terlebih dahulu terhadap berita yang diperoleh sebelum membagikannya kepada pengguna lain. Dalam konteks ini, Allah berfirman: Wahai orang-orang yang beriman. Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu (QS. Al-Hujurat: 6).

Ayat tersebut mendorong kita untuk selalu memeriksa kembali dengan teliti informasi yang didapatkan dari orang-orang fasik. Salah satu karakter orang fasik adalah suka melakukan perbuatan dusta dan berbohong. Memilih sumber informasi yang kredibel adalah salah satu cara agar kita tetap selamat dan tidak menjadi korban berita bohong.

Setidaknya-tidaknya ada dua langkah yang harus dijadikan pedoman dalam bermedia sosial. Pertama, tabayyun. Tabayyun adalah meneliti tentang kebenaran suatu informasi yang datang dengan mencari kejelasan suatu masalah. Langkah ini penting sehingga kita tidak terburu-buru menerima sebuah berita atau informasi.

Kedua, istiqamah menjaga lisan dan tangan sebagaimana yang diperintahkan Rasulullah Saw. Jangan mudah menerima apalagi menyebarkan informasi yang belum jelas kebenarannya. Sebab penyebaran informasi bohong dan fitnah bukan hanya merugikan diri sendiri tetapi juga berpotensi menimbulkan perpecahan umat. Seringkali permusuhan umat Islam disebabkan oleh fitnah dan informasi bohong yang tidak diteliti terlebih dahulu sumbernya.

Produksi informasi hoax akan semakin meningkat jika tidak ada upaya konkret untuk melawannya. Karenanya, umat Islam perlu ikut andil dalam marajut persatuan umat agar tidak mudah terpecah belah akibat informasi tidak benar. Cara yang dapat dilakukan untuk memperkuat persatuan umat adalah dengan cara melawan berita bohong, palsu, dan fitnah yang menjadi konsumsi sehari-hari masyarakat. Jika upaya ini dapat dilakukan, persatuan umat akan tetap terpilahara dengan baik dan jauh dari potensi perpecahan.

artikel ini telah tayang tanggal 23 Juli 2024 pada https://kbanews.com/resonansi/melawan-hoax-menjaga-persatuan-umat/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *